Sekolah Tinggi Bahasa Harapan Bersama membuka kegiatan perkuliahan semester baru dengan menyelenggarakan kuliah umum. Kegiatan yang diadakan pada hari Minggu, 17 September 2017 ini mengambil tema “Bahasa Untuk Semua”, dengan sub tema pentingnya pendidikan bahasa dalam era globalisasi, dan kaitannya dengan pendidikan karakter. Acara yang dilaksanakan di aula lantai 1 kampus STBHB ini mengundang Dr. Aswandi sebagai narasumber dan dipandu oleh Ibu Hj. Sukarsih Pandjaitan, S.E, M.M. selaku moderator.

Dr. Aswandi membuka sesi kuliah dengan cerita tentang pengalaman beliau berkunjung ke beberapa tempat di Tiongkok. Beliau memberikan informasi betapa pesatnya perkembangan ekonomi Tiongkok, sehingga penguasaan bahasa Mandarin sudah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini mengingat posisi Indonesia yang secara geografis berdekatan dengan Tiongkok, sehingga hubungan antara Indonesia dan Tiongkok akan terjalin di segala bidang, terutama ekonomi.

Dr. Aswandi yang saat ini menjabat sebagai wakil rektor bidang akademik Universitas Tanjungpura menuturkan beberapa faktor yang menyebabkan ketertinggalan Indonesia dibanding negara Asia lainnya. Salah satunya adalah mental dan karakter. Maraknya berita korupsi di berbagai media bisa menjadi indikator bahwa pendidikan karakter di Indonesia harus lebih gencar dilakukan di segala bidang.

Selanjutnya, Dr. Aswandi dengan lebih spesifik menekankan bahwa komitmen adalah kunci berhasil tidaknya seseorang untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Beliau menegaskan, mentalitas seseorang tergantung pada seberapa gigih usahanya dalam mencapai tujuannya. Untuk menjadi pribadi yang baik, maka haruslah berpikir, berkata, berbuat serta berkarakter yang baik pula.

Selain komitmen, lingkungan merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam pembentukan karakter. Untuk membentuk karakter yang baik, maka semua orang harus berusaha menciptakan lingkungan yang baik pula. Beliau mengambil contoh negara Jepang yang mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan tertib, karena semua masyarakatnya ikut ambil bagian dalam proses tersebut.

Lebih jauh, Dr. Aswandi menekankan, adanya komitmen pribadi dan penciptaan lingkungan yang baik saja belum cukup, jika tidak disertai dengan adanya pengawasan. Beliau menuturkan, bahwa membentuk karakter yang baik bukan hanya tugas pemerintah, sekolah, atau pemuka agama saja. Membentuk karakter yang baik merupakan tugas semua orang. Oleh sebab itu, setiap individu, keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan serta pemerintah, semua bertanggung jawab atas proses pembentukan karakter.

Kegiatan kuliah umum ditutup dengan sesi tanya jawab antara narasumber dan mahasiswa. Kegiatan yang dihadiri seluruh dosen dan mahasiswa STBHB ini diakhiri dengan sesi foto bersama.